Pameran
Voice Against Reason
Pameran besar yang melibatkan 24 perupa dari Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
18.11.2023–14.04.2024
Tentang Pameran
Voice Against Reason adalah pameran besar yang melibatkan 24 perupa dari Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Pameran kelompok ini menampilkan karya-karya baru yang dikomisi, proyek-proyek terbaru dari sejumlah perupa kontemporer terkemuka, serta karya-karya kontemporer yang berdialog dengan karya seni bersejarah dari periode modern Indonesia.
Perupa yang berpartisipasi di antaranya adalah Bagus Pandega; Nadiah Bamadhaj; Chang En Man; Heman Chong; Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson dengan Ary "Jimged" Sendy, Aufa R. Triangga, Nasikin Ahmad; Emiria Soenassa; Galih Johar; Shilpa Gupta; I Ketut Muja; I Wayan Jana; Ika Arista; Jumaadi; Khadim Ali; Meiro Koizumi; Natasha Tontey; Tuan Andrew Nguyen; Mumtaz Khan Chopan, Ali Froghi, dan Hassan Ati; Rega Ayundya Putri; S. Sudjojono; Khaled Sabsabi; Kamruzzaman Shadhin; Sikarnt Skoolisariyaporn; Amin Taasha; dan The Shadow Factory.
Apakah makna dari bersuara atau berpendapat? Voice Against Reason menjelajahi pertanyaan-pertanyaan ini. Pameran ini merajut realitas yang sementara dan rapuh, yang terhubung dengan narasi-narasi pribadi, konteks sejarah, dan tema-tema politik serta geografi, semua melalui sudut pandang para perupa kontemporer terkemuka.
Voice Against Reason lebih dari sekadar pameran. Pameran ini merupakan sebuah proyek yang mencakup karya-karya baru yang dikomisi dan sejumlah pertunjukan, juga meliputi serangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan program-program publik. Rangkaian acara ini, yang direncanakan akan berlangsung sepanjang periode pameran, dirancang untuk memperdalam keterlibatan audiens dengan seni dan tema-tema yang digagas.
Voice Against Reason diselenggarakan oleh Museum MACAN dengan dukungan kuratorial oleh Putra Hidayatullah dan Rizki Lazuardi.
Tampak Instalasi
Migration of Flora and Fauna (2023)
Silent Ark (2023)
Fragments of Identity (2023)
Voice and Noise (2023)
Sirkus di Tanah Pengasingan: Oyong-oyong Ayang-ayang (2023)
Sabotase Sederhana (2023)
Silikonisti (2020)
u & me (2021)
Tosan Edgy Series 12 Siluet (2022–2023)
Yesteryears (2023)
Yesteryears (2023)
Bisma (2023)
Perpetuity (2023)
Selamat Jalan Pak (1971)
Rwa Bhineda (tahun tidak diketahui)
Alam Benda (tahun tidak diketahui)
Snail Paradise Trilogy: Setting Sail or Final Chapter (2021)
Sesudah banjir itu: No. 32 (2023)
Good Machine Bad Machine (2022)
The Heart of Sadness (2023)
Saturated Sparks (2023)
Keris Panangko (2022)
Buraq (2014–2023)
Threat (2008–2009)
Garden Amidst the Flame (2022)
Pathraj Chronicles (2023)
Para Perupa
Bagus Pandega
Nadiah Bamadhaj
Chang En Man
Heman Chong
Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson dengan Ary "Jimged" Sendy, Aufa R. Triangga, Nasikin Ahmad
Emiria Soenassa
Galih Johar
Shilpa Gupta
I Ketut Muja
I Wayan Jana
Ika Arista
Jumaadi
Khadim Ali
Meiro Koizumi
Natasha Tontey
Tuan Andrew Nguyen
Mumtaz Khan Chopan, Ali Froghi, dan Hassan Ati
Rega Ayundya Putri
S. Sudjojono
Khaled Sabsabi
Kamruzzaman Shadhin
Sikarnt Skoolisariyaporn
Amin Taasha
The Shadow Factory