Mari bergabung dalam pengalaman gastronomi interaktif melalui sesi lokakarya tata boga yang menelusuri asal-usul cinavu, salah satu hidangan khas masyarakat adat Paiwan.
03.02.2024
Tentang Program
Sabtu, 3 Februari 2024 pukul 10.00–12.30 WIB di Ruang Gagasan Museum MACAN-ERHA
Lokakarya tata boga Trails of the Tongue: Cinavu ini dikembangkan dari karya Snail Paradise Trilogy: Setting Sail or Final Chapter (2021) oleh perupa Taiwan Chang En-Man, yang dipamerkan dalam pameran Voice Against Reason di Museum MACAN.
Melalui karya ini, En-Man menelusuri asal-usul cinavu, salah satu hidangan khas masyarakat adat Paiwan di kawasan pegunungan di bagian tengah Taiwan, yang biasanya disajikan dalam kesempatan istimewa. Bahan utamanya, bekicot raksasa Afrika (Achatina fulica), pertama kali dikenalkan ke Taiwan oleh pejabat pemerintah kolonial Jepang, yang membawa spesies ini dari Singapura pada 1933. Achatina fulica merupakan spesies invasif yang telah menyebabkan bencana pertanian di Taiwan, sekaligus juga menjadi salah satu peninggalan masa penjajahan yang memberi signifikansi terhadap budaya makanan pada sebagian besar masyarakat adat di negara tersebut.
Dalam bahasa Paiwan, cinavu adalah metode memasak yang dibungkus dengan daun—sama halnya dengan lepat atau bacang dalam hidangan Jawa atau Tionghoa.
Sesi Trails of the Tongue: Cinavu akan dipandu oleh Lazy Susan. Dalam lokakarya ini, peserta akan diajak untuk membuat cinavu menggunakan bahan-bahan dan dedaunan yang lazim ditemukan di Indonesia. Sesi ini terbatas untuk 15 peserta dengan minimal usia 13 tahun. Lokakarya ini cocok untuk umum dan pemula yang baru belajar memasak.