Praktik berkesenian Korakrit Arunanondchai berfokus pada penceritaan yang punya potensi transformatif, di mana ia memperluas semesta jalinan kisah yang ia rangkai melalui instalasi video yang ekspansif, lukisan, objek dan karya performans.

Pameran tunggal berskala besar perdananya di Indonesia, yang bertajuk Sing, Dance, Cry, Breathe, I As their world collides onto the screen dibangun sebagai teater non-manusia, yang mewujudkan bentuk-bentuk antropomorfik dalam cahaya, suara, arsitektur, dan tentunya citraan rupa.

Dua simbol yang senantiasa hadir dalam karya Arunanondchai dan tetap penting di sini adalah burung dan ular. Keduanya selalu muncul dalam mitos asal usul manusia di berbagai kebudayaan. Arunanondchai tertarik pada simbol-simbol ini bukan sebagai perwujudan fisik dan makna simbolik mereka sebagai citra, melainkan sebagai relasi yang kita rangkai dan terapkan pada struktur sosial serta tatanan alam.

Berhubung media pada hakikatnya selalu terjalin erat dengan konteks dan isu yang dihadapi oleh komunitas tempatnya berasal, Arunanondchai memandang praktik berkeseniannya sebagai bentuk penceritaan, untuk menghubungkan dan memahami kebutuhan kolektif kita akan narasi sekaligus membongkar dan menantang kisah-kisah yang usang di masa kini.

Sabtu, 1 Desember 2024
13.00–14.30 WIB
Ruang Gagasan Museum MACAN

Program ini akan disampaikan dalam Bahasa Inggris dan dapat diakses publik menggunakan tiket museum yang berlaku.